Pandangan Siswa Terhadap Bela Diri Karate
Oleh:
Novita Suriadi
Ernawati Andi Nurhikmah
Nurul Ilmiah Abdi Faturachman
SMA Negeri 1
Watansoppeng
Tahun Pelajaran
2013/2014
Kata Pengantar
Puji syukur kami
panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang telah
diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pandangan
Siswa Terhadap Bela Diri Karate”.
Makalah ini merupakan suatu materi
yang ada dalam bidang studi Bahasa dan Sastra.
Penulis mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Satriani selaku guru bidang studi Bahasa dan Sastra yang telah
memberikan tugas Karya Ilmiah ini sehingga penulis dapat memiliki pengetahuan
tentang materi pembuatan Karya Ilmiah dan penulis juga dapat mengetahui pandangan
siswa terhadap bela diri karate. Tak lupa pula penulis menyampaikan terima
kasih kepada teman-teman semua yang telah bersedia memberikan penulis informasi
tentang pandangan mereka terhadap bela diri karate. Atas bantuan dan kerja sama
dari berbagi pihak makalah ini dapat penulis seleaikan dengan tepat waktu.
Makalah ini tidaklah sempurna sehingga
penulis meminta saran dan kritik dari pembaca sehingga jika penulis mengadakan
penelitian lagi makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Soppeng,
April 2014
Penulis
Daftar Isi
Halaman
Sampul...................................................................(i)
Kata Pengantar.....................................................................(ii)
Daftar
Isi..............................................................................(iii)
Bab 1
Pendahuluan..............................................................(iv)
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
Bab 2
Pembahasan................................................................(v)
A. Landasan Teori
B. Metode Penelitian
C. Hasil Penelitian
Bab 3
Penutup.....................................................................(vi)
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka....................................................................(vii)
Bab 1 PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Karate merupakan tehnik bela diri dengan menggunakan
tangan kosong. Bela diri karate memiliki beberapa aliran, seperti Shotokan,
Gojuryu, Shitoryu, Wado-ryu, dan masih banyak lagi. Dalam cabang bela diri
karate terdiri dari dua cabang, yaitu Kata dan Kumite. Kata adalah suatu
gerakan berpola yang dilakukan oleh satu orang dan dapat pula dilakukan oleh
tiga orang, sedangkan Kumite adalah pertarungan yang dilakukan oleh dua orang
atau beregu.
Karate sangatlah banyak manfaatnya
selain untuk membela diri karatepun bermanfaat untuk melatih fisik, jasmani,
dan rohani kita. Karena didalam karate kita diajarkan tentang filosofi. Dari
filosofi tersebut kita dapat belajar tentang cara hidup yang baik dan benar.
Apabila seorang karateka menjalani hidup mereka sesuai dengan filosofi maka
hidup mereka akan tentram.
Namun
saat ini banyak orang yang beranggapa kalau karate adalah olahraga atau bela
diri yang dapat melukai orang lain dan bahkan ada yang beranggapan bahwa karate
memiliki unsur kesesatan. Padahal itu tidaklah benar. Karate bukanlah olahraga
yag dapat melukai orang bahkan dengan karate kita dapat membela diri kita tanpa
melukai orang lain. Karatepun bukanlah bela diri yang mengandung unsur kesesatan karena energi
murni (chi) yang berasal dari dalam diri manusialah yang membuat karate bisa
menjadi olahraga yang dapat membuat kita mampu membela diri kita sendiri.
Jadi dengan mempelajari bela diri
karate kita dapat menjaga diri kita sendiri tanpa harus mengandalkan orang lain
lagi. Karena saat ini sangat banyaklah unsur kejahatan yang terjadi terutama
kepada kaum hawa.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
alasan siswa tidak memilih karate sebagai ekstrakulikuler?
2.
Bagaimana
pandangan siswa terhadap bela diri karate?
3.
Bagaimana
partisipasi orang tua untuk mendorong anak-anaknya memasuki bela diri karate?
C.
Tujuan
1.
Mendeskripsikan
alasan siswa sehingga tidak memilih karate sebagai ekstrakulikuler.
2.
Mendeskripsikan
pandangan siswa terhadap bela diri karate.
3.
Mendeskripsikan
partisipasi orang tua untuk mendorong anak-anaknya memasuki bela diri karate.
D.
Manfaat
1.
Memberikan
kesadaran kepada siswa akan pentingnya belajar bela diri.
2.
Meluruskan
pandangan negatif siswa terhadap bela diri karate.
Bab 2 PEMBAHASAN
A.
Landasan Teori
ͼ Pegertian
karate dari artikel Muliadi Haneda
Karate (空 手 道) adalah seni bela diri yang berasal
dari Jepang. Seni bela diri karate dibawa masuk ke Jepang lewat Okinawa. Seni
bela diri ini pertama kali disebut "Tote” yang berarti seperti “Tangan
China”. Waktu karate masuk ke Jepang, nasionalisme Jepang pada saat itu sedang
tinggi-tingginya, sehingga Sensei Gichin Funakoshi mengubah kanji Okinawa (Tote:
Tangan China) dalam kanji Jepang menjadi ‘karate’ (Tangan Kosong) agar lebih
mudah diterima oleh masyarakat Jepang. Karate terdiri dari atas dua kanji. Yang
pertama adalah ‘Kara’ 空 dan berarti
‘kosong’. Dan yang kedua, ‘te’ 手, berarti
‘tangan'. Yang dua kanji bersama artinya “tangan kosong” 空手 (pinyin:
kongshou).
ͼ Pandangan
Maz Khomiarko tentang karate:
Masih banyak
orang yang beranggapan bahwa berlatih beladiri sama dengan berlatih kekerasan.
Karena disana diajarkan cara memukul, menendang, menyerang, menghindar dan
menangkis, yang merupakan gerakan-gerakan umum pada sebuah perkelahian.
Sebenarnya tidak salah juga orang beranggapan seperti itu terutama yang belum
pernah ikut mencoba mempelajari sebuah beladiri. Namun anggapan tersebut tidak
tepat, karena manfaat berlatih beladiri itu banyak sekali.
ͼ Pandangan Maya
Amelia tentang karate:
Bela diri, mungkin identik dengan kaum pria, sehingga
ada yang beranggapan bahwa bela diri itu keras dan tidak cocok bagi kaum
wanita. Sehingga sedikit sekali wanita yang mau mempelajari bela diri, padahal
jika kita lihat dari manfaatnya bela diri pun penting bagi wanita.
Mengapa ?, karena sebagian besar tindak kejahatan yang terjadi itu lebih
menjadikan wanita sasaran yang empuk dan mudah. Karena wanita cenderung
dianggap lemah dan tidak akan terlalu melawan.
B.
Metode Penelitian
ü
Sistematika Penelitian
Sasaran
penelitian ini adalah siswa “SMA Negeri 1 Watansoppeng” di tahun 2014.
Penelitian ini lebih diutamakan kepada siswa kelas X (sepuluh) hal ini di
karenakan tak banyak siswa kelas X yang memilih ekstrakuliuler karate sebagai
ekstrakulikuler mereka, jadi kami ingin mengetahui penyebab dari kurang
berminatnya mereka dibidang bela diri karate ini.
Penelitian ini dimulai
dengan membuat angket untuk dibagikan ke siswa kelas X SMA Negeri 1
Watansoppeng. Angket yang kami buat berjumlah 50 lembar dan kami bagikan 5
lembar untuk satu kelas. Hal itu di karenakan jumlah kelas X di SMA Negeri 1
Watansoppeng sebanyak 10 kelas.
Selanjutnya
angket-angket yang telah diisi oleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Watansoppeng itu
kami baca satu persatu kemudian kami simpulkan pernyataan-pernyataan yang telah
dituliskan siswa kelas X di anget kami itu.
ü
Analisis Data
Sesuai tujuan
yang telah rumuskan diatas dan hasil pengisian angket yang telah di isi oleh
siswa kelas X SMA Negeri 1 Watansoppeng, kami mendapatkan data sebagai berikut:
a.
Siswa
yang takut akan bela diri karate:
1.
Siswa
yang takut terhadap bela diri karate, sehingga tidak memilih bela diri karate seagai
ekstrakulikuler berjumlah 21 orang.
2.
Siswa
yang tidak takut terhadap bela diri karate, namun tidak memilih bela diri
karate sebagai ekstrakulikuler mereka berjumlah 13 orang.
3.
Dan
yang tidak memiliki alasan akan ketakutan terhadap karate berjumlah 3 orang.
b.
Pandangan
siswa terhadap bela diri karate:
1.
Yang
berpandangan positif akan bela diri karate berjumlah 34 orang.
2.
Yang
berpandangan negatif akan bela diri karate berjumlah 4 orang.
Jadi, dari hasil
analisis data kami dapat mengetahui angket yang kembali dan angket yang tidak
kembali. Angket yang kembali berjumlah 38 angket, sedangkan angket yang terbagi
berjumlah 50 angket, sedangkan angket yang tidak kembali berjumlah 12 angket.
C.
Hasil Penelitian
Dari
hasil analisis data kami diatas dapat menjawab tujuan yang telah dirumuskan:
1.
Alasan
siswa takut akan bela diri karate:
a.
Takut
akan bantingan yang ada di dalam karate.
b.
Takut
akan teriakan karateka yang lain.
c.
Takut
dihukum senor apabila salah dalam melakukan gerakan atau tehnik.
d.
Takut
akan cedera.
e.
Mereka
berfikiran kalau karate adalah olahraga yang keras.
2.
alasan
siswa tidak takut akan bela diri karate:
a.
Mereka
tidak takut akan bela diri karate namun tidak memiliki cukup waktu untuk masuk
pada ekstrakulikuler karate.
b.
Mereka
tidak takut karena mereka anggap karate adalah bela diri yang mengandung seni.
3.
Pendapat
siswa akan beladiri karate (positif):
a.
Ada
yang berpendapat bahwa karate itu keren.
b.
Ada
yang berpendapat kalau karate itu menarik.
c.
Ada
yang berpendapat bahwa arate adalah ekstrakulikuler yang terbaik.
d.
Ada
yang berpendapat bahawa karat itu santai, mengasikkan, menyenangkan, dan
romantis.
e.
Ada
yang berpendapat bahwa karate adalah ekstrakulikuler nomer satu di SMA Negeri 1
Watansoppeng dan harus di jadikan ekstrakulikuler wajib.
4.
Pandamgan siswa akan bela diri karate (negatif):
a. Adanya pandangan bahwa dalam latihan
karate harus disediakan tempat khusus bukan latihan di lapangan basket.
b.
Adanya pandangan bahwa karate itu bela diri yang membosankan dan bikin capek.
1. Alasan
siswa tidak memilih karate sebagai ekstrakulikuler.
Seperti yang
telah di sebutkan dari hasil penelitian dan hasil analisis data kami dapat
menyimpulkan bahwa banyak siswa yang ingin masuk ekstrakulikuler karate namun
mereka merasa takut akan semua ancaman yang ada didalam karate. Mereka takut
akan cedera, takut akan di hukum, takut
akan bantingan, takut karena mereka menganggap karate itu keras, dan
mereka juga kadang memiliki ekstrakulikuler lain, yang jadwalnya bertabrakan
dengan ekstrakulikuler karate.
2. Pandangan
siswa terhadap karate.
ü
Pandangan siswa terhadap bela diri
karate secara umum.
Kami telah
menyebutkan beberapa pandangan siswa terhadap karate. Kamipun dapat
menyimpulkan hasil penelitian kami akan pandangan siswa terhadap karate.
Pandangan siswa akan karate sangatlah bagus. Mereka ingin menjadika karate
sebagai ekstrakulikuler wajib di SMA Negeri 1 Watansoppeng. Karena menurut
mereka estrakulikuler karate merupakan ekstrakulikuler yang disiplin,
bermanfaat, keren, dan dengan bela diri karate kita dapat menjaga diri kita
sendiri.
ü
Pandangan siswa akan bela diri karate
yang menggunakan bantingan dan senjata tajam
Dari hasil
penelitian kami dapat mengetahui pandangan siswa terhadap bela diri katrate
yang sering menggunakan bantingan dan senjata tajam. Sebagian besar siswa
mengatakan hal itu biasa saja apabila seorang karateka sudah terlatih maka
karateka tersebut leluasa akan menggunakan tehnik bantingan yang sesuai ajaran
dojo dan aliran mereka. Banyak siswa yang terkagum-kagum akan karateka yang
menggunakan senjata tajam dalam atraksi (kata’).
Namun adapula
siswa yang berpandangan bahwa tehnik bantingan dan penggunaan senjata tajam
sangat berbahaya apalagi kalau tehnik bantingan (kumite) dan penggunaan senjata
tajam (kata’) itu di tonton oleh anak-anak maka mereka akan mengikuti apa yang
dilakukan karateka tersebut.
3. Partisipasi
orang tua terhadap anak-anknya untuk memasuki ekstrakulikuler karate.
Orang tua banyak
yang mendorong anak-anak mereka untuk memasuki ekstrakulikuler karate namun ada
pula orang tua yang tidak ingin anaknya masuk dalam ekstrakulikuler karate.
Orang tua takut akan terjadinya sesuatu kepada anaknya. Namun ada juga orang
tua yang mendorong anaknya masuk dalam ekstrakulikuler karate namun anak mereka
tidak ingin mengikuti ekstrakulikuler karate dengan berbagai alasan. Alasannya
dapat meliputi, adanya ekstrakulikuler lain yang mereka ikuti, takut akan
tendangan dan tinjuan, takut akan teriakan, dan masih banyak lagi alasan yang
ditorehkan anak kepada orang tua.
Bab 3 PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah kami mengadakan penelitian kami dapat
meenarik kesimpulan sebagai berikut:
·
Alasan
siswa tidak memilih karate sebagai ekstrakulikelur adalah karena siswa takut
akan cedera apa bila melakukan tehnik. Namun, banyak siswa yang berminat untuk
memilih karate sebagai ekstrakulikuler mereka tapi takut akan resiko yang
ditimbulkan pada saat latihan.
·
Pandangan
siswa tehadap karate.
o
Pandangan
siswa secara umum tentang karate, karate menurut siswa adalah ekstrakulikuler
yang harus ada di SMA Negeri 1 Watansoppeng atau ingin di jadikan
ekstrakulikuler wajib karena karate merupaka ekstrakulikuler yang sangat
bermanfaat, menarik, keren.
o
Pandangan
siswa tehadap karateka yang sring menggunakan senjata tajam dan membanting
lawan. Ada yang mengatakan hal itu wajar saja karena karateka sudah terlati
untuk melakukan itu dan adapula yang menganggap hal itu adalah sebuah
kekerasan.
·
Partisipasi
orang tua kepada anak-anaknya untuk memasuki bela diri karate. Banyak orang tua
yang mendorong anak-anaknya untuk memasuki ekstrakulikuler karate namun ada
juga yang tidak ingin anak-ankanya memasuki ekstrakulikuler karate. Orang tua
takut nanti anaknya mengalami cedera di saat latihan.
B.
Saran
Saran
dari hasil penelitian:
Untuk para siswa
yang ingin mengikuti ekstrakulikuler karate maka janganlah Anda takut untuk
memilih karate karena karate itu tidak seperti yang Anda fikirkan. Karate
memang keras namun dari unsur kekerasan itu terdapat unsur kelembutan. Dan untuk
orang tua sebaiknya memberikan dorongan kepada anaknya untuk memilih karate
sebagai ekstrakulikuler mereka karena karate memiliki banyak manfaat untuk anak-anak
maupun remaja.
Daftar Pustaka
Amelia, Maya. “Wanita Bisa Bela Diri?
Kenapa Nggak Sih?”, http://olahraga.kompasiana.com/sport/2013/03/21/wanita-bisa-bela-diri-kenapa-nggak-sih--544662.html, 21 Maret, 2013.
Haneda, Muliadi. “Makalah Karate”, http://muliadi-haneda.blogspot.com/2012/05/makalah-karate.html, 30 Mei, 2012.
Khomiarko, Maz. “Manfaat Berlatih Bela
Diri”, http://serbabeladiri.blogspot.com/2013/08/manfaat-berlatih-beladiri.html, 4 November, 2013.